Menyusun Kembali Mimpi pada 2025

Alhamdulillah, akhirnya memasuki awal 2025 dalam keadaan baik-baik saja. Semalam aku bisa bertemu beberapa teman Elite Circle di Toleransi Kopi Sumedang. Aku bertemu dengan Kang Dimmy, Kang Ripo, Kang Taqy, Kang Fajar, dan Kang Agung. Kami berdiskusi perihal RKU (Rencana Kontribusi Unggulan).

Kang Fajar membuka diskusi dengan mengapa ya ketika anggota Elite Circle berkumpul rasanya tidak berani mengungkapkan RKU-nya. Kalau Kang Fajar sendiri pasti akan selalu mengungkapkan dengan jelas bahwa RKU beliau adalah menjadikan satu orang menjadi mampu menciptakan inovasi atau bergerak dan berdampak pada bidangnya.

Efeknya apa? Sehingga ketika Kang Fajar bertemu dengan siapa pun dan merasa ada irisan, maka bisa menjadi aset untuk di masa depan diajak berkolaborasi. Satu framework yang beliau paparkan untuk mewujudkan visinya adalah membuat lembaga seperti Moka dan Sevisi melalui tiga pendekatan, yaitu campaign, assessment, baru disusul dengan seminar atau mentoring sesuai hasil assessment. Saya langsung menyambar kalau tiga pola tersebut akan sangat powerful bila dibawa ke ranah Mimpi Emas 2045 yang sedang digarap Elite Circle.

Beliau akhirnya mengajak saya dan Kang Ripo untuk berdiskusi tentang RKU masing-masing. Kang Ripo ingin menggabungkan ilmu perpustakaan yang sedang digelutinya dengan cara memperoleh pengetahuan plus ilmu wasit dalam olahraga, minimal menjaga kesehatan dirinya.

Saya pribadi mengungkapkan bahwa ingin menciptakan sebuah metode atau strategi pembelajaran Bahasa Arab dengan sentuhan qurani yang bisa diduplikat di seluruh dunia. Pekerjaan rumahnya hari ini adalah memasukkan framework Al-Qur’an dalam kerangka strategi yang akan dikenalkan pada level dunia.

Secara umum, mari kita kuliti RKU (Rencana Kontribusi Unggulan). Yang penting apanya? Rencananya? Kontribusi? atau Unggulannya? Tentu saja yang dimaksud Kang El adalah ketiganya. Kita ciptakan masterpiece amal yang nantinya bisa menjadikan diri ini dilirik dan layak mendapat surga Allah. Lebih jauh lagi adalah membawa framework kehidupan setelah mati ke dalam kehidupan dunia agar terhindar dari segala siksa setelah diri ini meninggal dunia. Maka, RKU menjadi semacam kunci untuk menjadi kompensasi umur yang pendek, dosa yang terlalu banyak, tetapi nikmat-Nya terlalu banyak diberikan kepada kita.

Baca Juga  Kucur, Desa kecil di Kota Malang

Dari hasil diskusi semalam, per hari ini, aku mulai menyusun kembali mimpi itu untuk menjadi langkah-langkah nyata untuk mewujudkannya. Langkah demi langkah, mencari cara pintar dalam mengakselerasi ketercapaian mimpi tersebut.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.